Senin, 28 November 2011

ternyata nenek moyang yesus seorang pelacur

Ya, benar. Kalau kita melihat silsilah Yesus dalam Matius, muncul nama Tamar dan Rahab. Tamar, dalam Kejadian 38:11-30, menipu Yehuda dengan menyamar sebagai pelacur, sehingga ia memperoleh keturunan dari Yehuda. Adapun Rahab adalah pelacur yang menyelamatkan 2 orang Israel -- pengintai dalam Yosua 2:1-24. Oleh karena itu, ia dan keluarganya tetap dilindungi agar terjamin keselamatan hidupnya.

Jika kita melihat silsilah nenek moyang Yesus, akan tampak bahwa keluarganya bukan dari kalangan yang saleh, suci, dan tanpa dosa. Banyak cela, sehingga barangkali jika diukur dari bibit, bobot, dan bebet -- ini istilah orang Jawa untuk melihat kemampuan seseorang, kekayaan dan unggulnya keturunan -- sama sekali tidak akan masuk hitungan. Coba lihat Yehuda, bandingkan dengan Yusuf yang saleh dan bahkan menyelamatkan bangsanya dari kelaparan, mengapa justru Yehuda yang dipilih? Bukankah kelakuannya mendatangi pelacur sudah bisa dianggap melanggar nilai-nilai moral yang baik? Atau, dalam Matius 1:6 disebutkan bahwa Daud memunyai anak Salomo, nenek moyang Yesus dari Batsyeba -- wanita yang diperolehnya melalui perselingkuhan karena sebelumnya Batsyeba adalah istri Uria.

Ada pertanyaan menggelitik mengenai hal-hal di atas. Mengapa Tuhan memilih orang-orang itu? Mengapa Juru Selamat dilahirkan dalam keturunan nenek moyang yang penuh cela? Coba bayangkan, jika presiden kita saat ini ternyata memiliki nenek moyang pelacur, wah, betapa heboh jadinya negara ini, dan semua orang akan menggunjingkannya. Lalu mengapa Allah justru mengizinkan Yesus terlahir dari keturunan nenek moyang yang tidak sempurna?

Terus terang, saya sendiri tidak tahu jawabannya. Namun, beberapa argumen bisa diajukan dalam kasus ini. Anda bisa saja memiliki opini sendiri, tetapi melalui hal tersebut saya dapat menarik pelajaran-pelajaran berharga.

Tuhan Berdaulat

Tuhan berdaulat dan memiliki jalan terbaik bagi dunia ini. Dia tidak bergantung kepada manusia atau apa pun di dunia ini. Dia Pencipta kita dan kita adalah ciptaan-Nya. Kadang, kita tidak tahu diri dan memosisikan diri sebagai pencipta, sehingga kerap kali banyak protes dan banyak keputusan yang kita ambil berdasarkan pemikiran kita sendiri, yang kerap kali menyakitkan bagi orang lain dan menyimpang dari jalan Tuhan. Bukankah kita ini dikatakan seperti debu yang diterbangkan angin? Tetapi, kita sering bertindak seperti penguasa dan pencipta alam ini, serta merusak semua yang ada di sekitar kita.

Semua Karena Anugerah

Menurut saya, pemilihan nenek moyang Yesus serta semua pelaku sejarah yang terlibat di dalamnya menunjukkan anugerah Allah. Sebagai manusia berdosa, kita seharusnya dihukum oleh Allah, tetapi karena kasih dan anugerah-Nya, Dia justru menyelamatkan manusia. Anugerah Allah-lah yang memungkinkan seorang pelacur memiliki keselamatan di dalam Dia. Sama seperti Tuhan telah menebus dosa saya dan dosa Anda, semua karena anugerah-Nya semata. Pilihan atas orang-orang dalam silsilah Yesus adalah anugerah.

Tuhan Tidak Diskriminatif

Bayangkan jika Tuhan selalu memilih dan hanya mempertimbangkan orang-orang baik, maka sedikit sekali yang akan diselamatkan. Bahkan, mungkin pribadi Yesus tidak membumi dan tidak tersentuh sama sekali. Kalau Yesus lahir dari keturunan orang-orang mulia yang terpilih secara khusus, bisa terjadi diskriminasi dan orang-orang mulia saja yang selamat. Tetapi, Allah memilih orang biasa dan bahkan orang yang bisa dianggap sebagai penyakit masyarakat. Yesus sama dengan kita, dilahirkan dari keturunan orang biasa yang penuh salah dan cela. Dengan demikian pilihan Allah atas orang-orang yang menjadi nenek moyang Yesus menunjukkan bahwa Allah tidak pilih kasih alias tidak diskriminatif.

Tuhan Penuh Kasih

Sangat jelas bagi saya bahwa Allah itu penuh kasih. Dia mengasihi semua orang tanpa memandang muka dan status. Siapa pun dapat menerima dan mengasihi Allah karena Ia tidak melihat apakah seseorang itu pelacur atau raja, semua memiliki kesempatan untuk dekat dengan-Nya. Semua memiliki kesempatan untuk memperoleh anugerah dari-Nya. Semua bisa dipakai-Nya. Bahkan, bisa dikatakan jika kita tidak memberikan baju kepada mereka yang tidak memiliki baju, kita telah mengesampingkan Tuhan. Artinya, kita diajak untuk menyalurkan kasih tanpa pamrih seperti yang telah dilakukan Tuhan.

Tuhan Menerima Kita Apa Adanya

Kerap kali kita berlaku kasar kepada orang-orang yang telah jatuh ke dalam dosa. Kita mengucilkan dan menggunjingkan teman yang hamil terlebih dahulu sebelum menikah, sehingga kita justru akan menyengsarakan dirinya. Kita juga kadang memberikan stigma buruk bagi anak-anak atau orang yang pernah mencuri atau berkata tidak jujur. Apakah kita sendiri tidak pernah berbohong? Bayangkan, bagaimana jika Allah tidak menerima kita apa adanya? Rahab jelas tidak akan diterima karena ia seorang pelacur. Apalagi Tamar, orang yang menipu dan menyamar menjadi pelacur. Puji Tuhan, Dia menerima kita apa adanya.

Tuhan Merasakan Penderitaan Kita

Dengan silsilah Yesus seperti yang dikemukakan di atas, bisa dimengerti bahwa Yesus pastilah mengalami akibat dosa. Benar kata Alkitab bahwa Yesus mengerti dan dapat merasakan penderitaan kita karena Dia pernah mengalami hal terburuk dari dosa. Dia mengerti keadaan kita. Hanya bedanya, Dia tetap tidak berdosa. Dengan kisah hidup lahir dari orang yang baru bertunangan kemudian pergi ke Mesir seperti orang yang melarikan diri, kemungkinan Yesus juga menerima gunjingan-gunjingan yang tidak mengenakkan.

Bagi saya, kenyataan ini justru menunjukkan bahwa Yesus layak menjadi Juru Selamat kita karena Dia bisa menyelami perasaan manusia dan bisa memberikan pertolongan terbaik bagi manusia.

Belajar untuk Tidak Mencontoh

Alkitab banyak menceritakan kisah kegagalan. Kita tidak diminta mencontoh kegagalan, tetapi belajar dari kegagalan itu. Alkitab memberikan realitas kehidupan dan kita yang tahu realitas itu seharusnya belajar untuk memperbaikinya.

Dengan menyadari kasih dan anugerah-Nya atas kita, manusia berdosa, mari kita belajar untuk menghargai apa yang telah dilakukan Allah bagi kita -- mengorbankan Putra Tunggal-Nya di kayu salib untuk menebus dosa kita dan menyelamatkan kita. Mari kita membagikan kasih-Nya yang sudah kita terima dengan menunjukkan kasih kita kepada orang-orang di sekeliling kita.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
START_SUMBER: SUMBER 1: __Halaman :85 -- 91 __Bab : __Judul Artikel : __Penulis Artikel : __Nomor Edisi : __Tahun Edisi : __Judul Buku :My Favorite Christmas __Judul Buku Asli : __Penulis Buku :Wiji Suprayogi __Penerjemah : __Penerbit :Gloria Cyber Ministries __Kota :Yogyakarta __Status Bahan :Buku __Tahun Terbit :2006 __Website : __Email : END SUMBER 1 END_SUMBER
Published in e-Konsel, 15 December 2009, Volume 2009, No. 198

Tidak ada komentar:

Posting Komentar