Minggu, 01 Januari 2012

Pemurtadan di Ambon: Jadi Katolik, Ali Tetap Miskin bahkan Jadi Maling

Pemurtadan di Ambon: Jadi Katolik, Ali Tetap Miskin bahkan Jadi Maling

AMBON (voa-islam.com) – Fenomena gencarnya kristenisasi di Ambon bisa terlihat hampir di setiap tempat. Tak sedikit muslim murtad dari menjadi Nasrani bisa dijumpai dari lembaga pendidikan, instansi pemerintah, perkumpulan anak muda sampai tempat nongkrong di pinggir jalan. Orang-orang yang murtad menjadi Nasrani juga dari berbagai kalangan dan profesi dari para pelajar, pegawai pemerintah, ibu rumah tangga sampai pengangguran yang nongkrong di pinggir jalan.

Sampai hari ini voa-islam.com terus menelusuri beberapa tempat yang disinyalir banyak terdapat orang muslim yang murtad menjadi Kristen.
Di tengah penelurusuran tersebut, voa-islam.com dikejutkan dengan sebuah kabar tentang adanya kasus pencurian kayu di Toko Kayu Sandakan di Jalan Sam Ratulangi di depan Lippo Bank cabang Ambon yang terjadi pada Senin, (28/11/2011) pukul 04. 00 WIT dinihari.
Pria berusia 55 tahun yang berprofesi sebagai buruh lepas di pelabuhan Ambon ini kemudian digelandang ke Polsek Sirimau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Setelah diinterogasi di kantor polisi, terungkap bahwa pelaku tak lain bernama Ali, warga Desa Batu Merah Dalam, Ambon. Batu Merah Dalam adalah perkampungan muslim, karena sejak konflik 1999 tidak ada lagi orang Kristen  yang bertempat tinggal di sana.
Melihat ada gelagat dan logat bicara Ali yang ganjil, maka sumber voa-islam.com bertanya tentang agama yang dianutnya. Dengan tenang Ali menjawab bahwa ia beragama Katolik. Jawaban ini tentu mengejutkan semua orang yang ada di Polsek Sirimau, termasuk Polisi Kristen yang sedang berdinas pada malam itu.
Betapa tidak, nama “Ali” adalah khas nama warga Muslim, apalagi sang pencuri itu tinggal di Batu Merah, desa yang dikenal berpenduduk seratus persen Muslim.
Ragu dengan keterangan Ali, seorang anggota polisi Kristen lalu mengetesnya dengan meminta agar Pak Ali berdoa dengan cara Katolik. Di luar dugaan ternyata pencuri kayu ini sangat fasih berdoa dengan cara Katolik. Bahkan menurut polisi Kristen yang menguji, Ali begitu fasih dalam berdoa, seperti seorang pendeta yang biasa memimpin doa.
Setelah diselidiki, ternyata Ali ini dahulunya beragama Islam dan ia menjadi penganut Katolik karena mengikuti agama istrinya. Ia meninggalkan Islam dan murtad mengikuti agama istrinya dengan alasan ia tidak memiliki kerabat di Ambon.
Ali yang kini menjadi Katolik, mencuri kayu dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Sebuah fenomena yang menyedihkan di Ambon, banyak dari kaum muslimin yang menukar agamanya karena persoalan yang kecil dan remeh. Peranan para tokoh agama, terutama para ulama dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menjaga dan membina umat sangat diharapkan. Karena banyaknya orang murtad di Ambon secara tidak langsung menjadi parameter minimnya peranan MUI dalam menjaga dan membina aqidah umat. [af]
Astaghfirullah !ternyata pencuri itu telah murtad.‏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar